Pemesanan Buku & Kaos

0852-2742-7995

Telp, SMS & WA

Info & Jadwal Training

0821-3699-7197

Telp, SMS & WA

 

Understanding Quantum Entanglement ; Semua Satu Kesatuan dan Terhubung! – Bagian 2 (Tamat)

Contoh sederhana lainnya berkaitan dengan entanglement ini adalah begini. Saya kira setiap orang pernah mengalami berjalan atau naik kendaraan lalu berpapasan dengan orang lain. Saat kita ambil ke arah kanan dia juga ambil ke arah yang sama, kemudian kita ganti ke arah yang lain ternyata dia juga melakukan hal yang sama. Lho, lho, lho, ha ha ha akhirnya tertawa bersama. Pikiran memancarkan getaran dengan frekuensi tertentu dan getaran itu merambat melalui jaringan entanglement. Jika pas ya ketemu deh he he. Jadi ya kita harus mengevaluasi fenomena yang kita sebut kebetulan. Hakikatnya ya tidak ada kebetulan. Kebetulan itu sama saja kita naruh uang di saku celana sendiri lalu lupa. Suatu saat lama sekali kemudian anda menemukan uang itu saat gak punya duit. Seneng sekali tho rasanya? Padahal ya nemu uang sendiri dan anda yang memang naruh disitu kan? Kebetulan? Ya kebetulan yang tidak kebetulan karena anda ikut terlibat dalam peristiwanya he he he.

 .

Nah, sekarang saya akan membahas kaitan antara penentuan jam sholat dan quantum entanglement. Mohon maaf bagi yang beragama lain saya hanya bermaksud memberi contoh saja. Mengapa jam sholat dibuat seragam? Karena dengan demikian secara massal banyak manusia di beberapa wilayah secara serentak masuk ke zona entanglement bersamaan. Ibaratnya dibikin agar jam segini yuk pada on line di internet dan pada buka FB semua. Akibatnya apa? Ya itu tadi, saat kita berdo’a maka do’a tersebut bisa langsung diproses dengan cepat. Siapa tahu manusia yang menjadi jawaban do’a kita juga on line di jam tersebut. Kalau dianalogikan pake simulasi hape di awal ya pada jam yang sama semua orang diminta menyalakan hapenya agar sms bisa masuk dengan cepat. O ya saya lupa bahwa simulasi hape di awal keberhasilannya juga ditentukan tingkat rileks orang tersebut saat kita “panggil dari jarak jauh”. Nah selain sholat yang jamnya ditentukan ini saya yakin dalam agama lain ada pola serupa dimana banyak manusia didesain untuk “on line” bersama dan masuk ke zona quantum entanglement.

 .

sholat-berjamaah

.

Lalu bagaimana fenomena santet? Ini mungkin jawaban yang tidak enak tapi ya harus saya katakan bahwa santet juga memanfaatkan fenomena quantum entanglement. Dukun santet itu pakar fisika quantum sebenarnya he he he. Lho kok begitu? Ya bukan salah entanglementnya. Ibarat pisau ya terserah kita mau dipake buat ngiris bawang atau buat bunuh orang, bukan salah pisaunya donk! Namun jangan khawatir, jika frekuensi kita bagus kita tidak akan mempan disantet. Dan sebenarnya quantum entanglement ini kalo disadari betul maka para dukun santet itu akan bertaubat. Mengapa? Simak penjelasannya di bawah ini.

 .

Kesadaran tentang entanglement ini konsekuensinya “dalam” sekali friends, kajian soal entanglement ini sangat bersinggungan sekali dengan spiritualitas. Jika kita sudah menyadari bahwa kita sebenarnya satu maka berbagai anjuran berbuat baik apapun menjadi sangat masuk akal. Karena ketika kita berbuat baik kepada orang lain sebenarnya kita berbuat baik kepada diri kita sendiri di tingkatan quantum. Ketika kita bersedekah kepada orang lain maka sebenarnya kita sedang memberi kepada diri kita sendiri di tingkatan quantum. Kita menjadi lebih berhati-hati untuk tidak menyakiti orang lain. Why? Karena jika kita menyakiti orang lain maka ditingkatan quantum kita sebenarnya sedang menyakiti diri sendiri. Sehingga cepat atau lambat di tingkatan fisik kita akan merasakan akibat dari perbuatan kita sendiri.

 .

Sekarang mari kita lihat fenomena sehari-hari. Siapa di antara kita yang doyan sekali nonton infotainment? Siapa di antara kita yang doyan sekali menggunjingkan keburukan orang lain? Jika kita menggunjingkan keburukan orang lain ya sama saja penjelasannya dengan uraian di atas. Saat bergunjing kita sebenarnya sedang membicarakan keburukan diri sendiri di tingkatan quantum. Akibatnya? Yang saya amati kita akan mengalami hal yang sama sebagaimana orang yang kita gunjingkan. Itulah sebabnya dalam aturan agama apapun dan dalam aturan keyakinan moral manapun bergunjing itu ya enggak baik. Nah sekarang setelah mengetahui ini masihkah kita hobi nonton infotainment? Saya gak bisa melarang, terserah anda. Tapi ya ingat konsekuensinya. Yang jelas dengan menyadari adanya quantum entanglement ini saya mengajak anda semua untuk berbuat baik kepada orang lain sebanyak-banyaknya. Sampai jumpa dalam note selanjutnya.

 .

Tamat

 .

.

Salam Entanglement

ARIF RH — The Happiness Consultant

0 Shares

Leave a Reply

Butuh Bantuan? Chat WA Sekarang