Dalam suatu kesempatan in house workshop di luar kota ada salah satu peserta yang bertanya tentang bagaimana cara kerja do’a. Waktu itu saya menjawab secara teoritis dengan singkat bahwa yang namanya do’a bentuk jawabannya tetap berupa makhluk, sebagaimana rejeki meskipun dari Tuhan ya lewat orang lain. Kemudian saya lanjutkan jawaban dengan sebuah simulasi sederhana. Saya minta beliau menyalakan hapenya kemudian memilih satu nama dalam phonebook dengan kriteria sebagai berikut :
- Nama tersebut orangnya masih hidup
- Nama tersebut memiliki hape
- Nama tersebut juga mengetahui nomer hape beliau
- Nama tersebut tidak berada dalam ruangan workhsop
- Nama tersebut tidak ada janjian untuk sms atau menelepon beliau dalam waktu ini
- Nama tersebut kalau bisa memiliki kedekatan emosional dengan beliau
.
Satu nama pun telah beliau pilih, saya juga tidak tahu siapa yang beliau pilih. Kemudian saya mengajak beliau untuk rileks, menyadari keluar masuknya napas dan saya berikan beberapa kalimat penuntun. Singkat cerita “ritualnya” selesai. Apa yang terjadi? Beberapa saat kemudian hape beliau berbunyi. Dan BENAR! Nama yang dimaksud menghubungi beliau melalui sms. Kok bisa? Hue he he he.
.
.
Simulasi di atas bukan hanya sekali itu saja. Dalam kesempatan lain yang terjadi juga sama. Bahkan ada yang sms itu sampai meng-sms topik yang sesuai dengan dimaksud saat melakukan “ritual pemanggilan jarak jauh”. Jika simulasi ini dilakukan secara massal maka hasilnya berbeda-beda. Ada yang dalam beberapa detik langsung dihubungi, ada yang beberapa menit kemudian ada juga yang jedanya hitungan jam ada juga yang hitungannya hari. Faktor apa sih yang menentukan cepat lambatnya dihubungi itu? Faktor tersebut adalah KEMELEKATAN. Semakin kita “tidak melekat” terhadap hasil semakin cepat kita dihubungi oleh orang yang kita maksud, semakin melekat kita dengan hasil maka semakin lama kita dihubungi atau bahkan tidak dihubungi sama sekali. Saya tidak akan membahas soal kemelekatan ini terlalu jauh karena sudah saya jelaskan dalam note terdahulu berjudul Kunci LoA Yang Terlupakan dan note berjudul Bahaya Kemelekatan. Yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa do’a memiliki mekanisme yang mirip dengan simulasi hape tersebut.
.
Mengapa seseorang yang jaraknya sangat jauh bisa kita “hubungi” tanpa alat bantu teknologi? Inilah yang dalam kajian Fisika Quantum disebut Quantum Entanglement. Bahwa ternyata semua partikel di alam semesta itu saling terhubung satu sama lain secara spontan tidak memperdulikan jaraknya berapapun. Dan respon satu sama lain antar partikel itu dalam waktu yang sama menunjukkan hubungan antara mereka kecepatan responnya melebihi kecepatan cahaya. Ya, semua hal di alam semesta itu hakikatnya adalah SATU dan SALING TERHUBUNG SATU SAMA LAIN. Dengan demikian konsekuensinya dalam tingkatan fisik pun demikian. Anda, saya dan kita semua manusia di alam semesta saling terhubung sama lain. Kita hakikatnya satu, ibarat udara kita hanya terpisah oleh sekat ruangan. Kita hanya nampak terpisah karena jasad / tubuh kita ini. Kita ini seperti jaringan internet raksasa yang terhubung terus menerus selama 24 jam non stop oleh satu “MAHA SERVER” dengan kecerdasan tanpa batas yang tidak pernah tidur dan tidak lupa.
.
Bersambung ke bagian 2 …
.
.
Salam Entanglement
ARIF RH — The Happiness Consultant
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.