Di bagian ini saya akan membahas tentang zona quantum. Why? Karena di bagian sebelumnya ada beberapa koment yang masih dalam frame dunia material ketika memahami konsep manunggal. Akibatnya masih menggunakan penalaran Tuhan berada di luar atau di dalam diri ya? Jawabannya DI DALAM SEKALIGUS DI LUAR, mudah-mudahan gak bingung dengan jawaban saya ini. Suka tidak suka ya begitu, karena Tuhan tidak berarah dan berlokasi. Kalau berlokasi berarti berada dalam ruang dan waktu. Dan itu bukan sifat Tuhan. Allah itu Maha Halus. Bahkan saking halusnya tidak bisa dibayangkan oleh pikiran kita sebagai makhluk. Nah di zona halus itu apapun konsep yang ada dalam pikiran kita tidak berlaku dan tidak bisa digunakan. Sebagaimana saya uraikan di bagian sebelumnya Tuhan BUKAN berada di zona quantum. Ini untuk menyederhanakan dunia yang sangat halus. Dunia yang sangat berbeda dengan dunia yang kita persepsi dengan indera kita ini. Apa sih zona quantum itu?
.
.
Jika sebuah benda apapun kita pecah-pecah teruuuuus sampai haluuuus maka akan ketemu yang namanya molekul. Kalo molekul itu dipecah-pecah lagiiii akan ketemu yang namanya partikel yaitu proton, elektron dan neutron. Kalau dipecah lagiii dan seterusnya yang kita dapati adalah energy dan seterusnya dan seterusnya. Nah dalam ilmu fisika, hal-hal yang berada di balik sebuah materi itulah dibahas dalam fisika quantum yaitu ilmu fisika yang membahas zona halus. Nah di zona tersebut hampir semua konsep yang kita gunakan di dunia material ini jungkir balik alias tidak berlaku. Di zona itu semua hal menjadi satu. Arah di sini, di situ dan di sana tidak berlaku. Di dalam dan di luar juga gak berlaku. Besok, nanti, tadi, kemarin juga gak berlaku. Dan seterusnya dan seterusnya enggak berlaku. Sulit dibayangkan kan? Tentu, lha wong kalimat saya ini juga belum mewakili kenyataan sesungguhnya kok. Nah Allah Maha Halus. Bagaimana mungkin kita bisa menjangkaunya dengan pikiran kita? Lho berarti gak ada gunanya tho membahas zona quantum untuk memahami konsep manunggal? Yo jelas ada!
.
Di zona quantum semua hal di alam semesta itu MANUNGGAL. Di zona quantum semuanya SATU! Anda, saya, hewan, angin dan semuanya adalah satu kesatuan alias ONENESS. Sehingga ditingkatan hakikat ya benar konsep manunggaling kawulo gusti itu. Nah yang jadi salah adalah ketika kita mengartikan makhluk sama dengan Tuhan, mengartikan Tuhan ada di dalam diri kita, itu salah kaprah. Semua hal itu ya dalam liputan dzat-Nya. Lalu apa konsekuensinya? Di tingkatan hakikat sesungguhnya yang BENAR-BENAR ADA HANYA ALLAH. Apapun yang kita lihat ini adalah SEMU. Sehingga bila seseorang sudah sampai pada tataran menghilangkan ke-aku-annya, meniadakan dirinya maka siapa lagi yang ada, YA JELAS ALLAH.
.
Jawaban yang sering kita dengar adalah bahwa Tuhan itu di ada di langit, ada di arsy. Meskipun kalimat itu ada di Al Qur’an dan Al Hadits, tapi kita harus hati-hati memaknai kata LANGIT dan ARSY. Karena dengan mengatakan TUHAN BERADA DI bla bla bla maka kita kembali TERJEBAK dalam konsep RUANG WAKTU. Dan itu berarti kita tanpa sadar menyamakan Tuhan dengan Dunia Material … Bersambung ke bagian 6
.
.
Salam Hakikat
ARIF RH
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.