Pemesanan Buku & Kaos

0852-2742-7995

Telp, SMS & WA

Info & Jadwal Training

0821-3699-7197

Telp, SMS & WA

 

Manunggaling Kawulo Lan Gusti – Bagian 6

Apa sih langit? Secara umum banyak yang menunjuk langit sebagai sesuatu yang berada di atas kepala kita. Tapi itu sebenarnya juga keliru. Kalau kita menyadari bahwa bumi itu bentuknya bulat bukankah di bawah kaki kita juga langit? Gak percaya? Coba kita bor tanah di bawah kaki kita sampai nembus belahan bumi di bagian sebaliknya, pasti akan melihat awan juga di sana, bahkan bulan dan bintang jika di belahan bumi sana sedang malam hari. Makanya ada penjelasan tentang arsy, bahwa singgasana-Nya Allah itu meliputi langit dan bumi alias semuanya. Celakanya ada juga lho yang memahami singgasana sebagai kursi besar seorang raja dan Tuhan duduk di atas kursi itu. Parah kan? Saya menulis note ini agar segala konsep dalam kepala kita harus “dibuang”, atau kalau tidak digunakan secara hati-hati ketika membahas tentang Tuhan. Segala perumpamaan yang digunakan Tuhan dalam kitab suci adalah bahasa penyederhanaan saja dan bukan realitas aslinya.

 .

Apa yang bisa kita inderai adalah sesuatu yang berada dalam ruang waktu. Segala sesuatu yang berada dalam ruang waktu pasti tidak abadi dan rusak. Langit itu sebuah tempat, berlokasi bukan? Tuhan ada di langit? Wah saya kira itu harus diluruskan jika pemahaman tentang langit adalah sebuah sebuah lokasi yang bisa diinderai. Saya berikan ilustrasi begini. Jika anda berada di dalam kamar berarti anda berada dalam sebuah ruangan. Artinya anda lebih kecil dari ruangan itu. Apakah bisa disebut bahwa anda meliputi ruangan? Ya gak bisa! Padahal Allah MELIPUTI semuanya, masak berlokasi di sebuah TEMPAT? Lebih pusing lagi kalo ada yang mengatakan manusia akan ketemu Tuhan di akhirat. Heiii, Tuhan ada di dalam akhirat atau akhirat itu ada dalam liputan dzat-Nya? Sekali lagi ingat pembahasan kita di bagian sebelumnya tentang zona quantum. Semua hal baik yang kita ketahui maupun tidak itu MANUNGGAL dalam lingkupan dzatnya. Termasuk manusia.

 .

allah-sky

.

Itulah sebabnya ada larangan untuk berpikir tentang dzat Allah. Lha wajar saja lha wong pikiran kita gak bakalan nyampe. Bagaimana mungkin YANG DILIPUTI bisa mempersepsikan YANG MELIPUTI secara utuh? Orang jawa ketika membahas tentang realitas Tuhan ini mengatakan : “TAN KENO KINOYO NGOPO”. Artinya, entah, embuh, gak tau. Susah untuk diungkapkan dengan kalimat apapun. Memisahkan Tuhan dari makhluk bisa menyesatkan pemahaman. Demikian pula jika menyamakan Tuhan dengan makhluk, jelas menyesatkan. Dzat Allah itu beda dengan apapun yang kita kenal.

 .

So, dalam pemahaman saya konsep manunggaling kawulo lan gusti itu yo kebenaran. Dengan catatan pemahaman konsep manunggalnya harus benar. Bahkan kita mau tau atau tidak soal manunggaling kawulo lan gusti yo semuanya memang manunggal kok! Semuanya itu ibarat udara yang sama hanya saja terpisahkan oleh sekat ruangan. Lalu mengapa dalam cerita Syech Siti Jenar beliau dihukum atau dihakimi melakukan kesalahan? Dalam penilaian saya adalah karena beliau mengajarkan sesuatu pengetahuan yang sangat tinggi kepada orang-orang yang belum nyampe tingkat pemahamannya. Akhirnya “njegleg” (gak kuat). Sebagaimana kita ketahui apapun yang ada dalam benak kita tidak akan pernah terwakili dengan kata-kata. Apalagi ketika membahas tentang Tuhan. Jelas akan terjadi distorsi yang sangat fatal jika disampaikan kepada mereka yang belum siap … Bersambung ke bagian 7

 .

 .

Salam Hakikat

ARIF RH

0 Shares

Leave a Reply

Butuh Bantuan? Chat WA Sekarang