Pemesanan Buku & Kaos

0852-2742-7995

Telp, SMS & WA

Info & Jadwal Training

0821-3699-7197

Telp, SMS & WA

 

MELEPASKAN DIRI DARI KECANDUAN MEROKOK

Kalau ada yang bilang merokok itu tidak enak saya garansi orang itu belum pernah merokok. Dan kalo ada yang bilang lepas dari kecanduan merokok itu mudah ya orang itu juga pasti belum pernah merokok. Saya menulis note ini tidak dalam posisi mengatakan bahwa lepas dari kecanduan rokok itu sulit atau menggampangkan. Saya cari yang “aman-aman” saja. Tidak sesulit yang dibayangkan tapi ya tidak semudah membalik telapak tangan. Saya ulangi bahwa dalam note ini saya enggak dalam rangka mengklaim bahwa itu Cepat ! Mudah ! Gampang ! atau sebaliknya Sulit ! Dan waktu saya kecil saya sangat benci dengan bau rokok !

 .

Saya memulai merokok tahun 1997. Momentumnya yaitu saat saya gagal diterima UMPTN dan TES D3 gelombang 1 dan 2 di UGM Yogyakarta. Karena sudah sangat berharap diterima saya shock ! Apalagi ayah saya udah bilang kalo kuliah di swasta beliau enggak sanggup membiayai so beliau berharap saya diterima di Universitas Negeri. Awal merokok di Jogja saya batuk-batuk. Tidak ada rasa enak sama sekali. Padahal itu salah satu rokok yang paling laris di Indonesia. Tapi meskipun demikian saya teruskan aktivitas merokok itu meskipun enggak enak. Setiap saya stress mikirin saya enggak diterima UMPTN saya langsung merokok. Ayah dan ibu saya tentu tidak tahu bahwa saya merokok. Saya lupa tapi kira-kira 3 bulan an saya merokok saya mulai ketemu dimana enaknya merokok. Serasa semua masalah saya hilang ketika merokok. Damai, tenteram, walaupun itu ternyata semu. Saya lupa dampak negatif dari kebiasaan merokok itu meskipun sudah tertulis di bungkus rokoknya dengan awalan PERINGATAN PEMERINTAH !!

 .

berhenti merokok

.

Kemudian untuk mengisi waktu saya kuliah D2 program komputer dan akuntansi di Cirebon. Nah teman-teman saya itu kebanyakan merokok dan ditambah lagi satu kost. Ya sudah pasti deh teknik merokok saya semakin profesional. Dan dari awalnya sehari cuman sekian batang bisa menembus 1 bungkus sehari. Dan mulai kecanduan. Apalagi setiap habis makan wiiiih rasanya gelisah sekali kalo enggak merokok. Tapi berbeda dengan kebanyakan orang yang bertambah pede ketika merokok, saya malah sebaliknya. Kalo lagi di depan umum sangat jarang merokok karena malah jadi enggak pede. Saya seringnya merokok di kost, sambil ngopi dan main gitar. Ayah dan ibu saya sekali lagi enggak tahu kalo saya sudah menjadi perokok.

 .

Sampai akhirnya saya diterima UMPTN tahun 1998 di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto saya masih terus merokok. Padahal uang saku saya sangat pas-pasan. Tapi hasrat merokok itu susah sekali dihentikan. Bisa berhenti pun karena enggak ada duit buat beli. Nanti kalo udah ada duit ya beli lagi. Kesulitan berhenti ini menjadi akut karena teman-teman akrab saya adalah perokok. Sampai saya wisuda tahun 2006 saya masih merokok. Apalagi tahun 2004-2006 dimana saya sedang stres berat (bisa dibaca di buku pertama saya kisahnya) saya adalah “knalpot berjalan”. Istilahnya bukan Ada Asap Ada Api … melainkan Ada Asap Ada Arif hue he he he, uhuk uhuk uhuk !!!

 .

Awal momentum saya mulai bisa mengurangi rokok adalah tahun 2007 ketika saya berkenalan dengan dunia Therapy Pikiran dan Emosi. Waktu itu saya membeli 2 buku Anthony Robbins tentang Neuro Associative Conditioning. Selain itu saya juga berkenalan dengan buku-buku Hypnotherapy. Nah di situ ternyata ada cara-cara untuk menghentikan kebiasaan merokok. Dan hasilnya efektif. Mulai tahun 2007 frekuensi saya merokok sangat jauh berkurang. Memang tidak langsung bisa berhenti total. Tapi sangat sangat jauh berkurang. Seminggu paling cuman 5 batang. Nah tahun 2011 ini saya sudah lepas dari merokok, alhamdulillah. Sejak setahun terakhir setiap 3 bulan saya tes untuk merokok dan saya tidak mampu menghabiskan 1 batang rokok. Kalo udah mendekati separo busett enggak enak tuh rokok. Akhirnya saya buang. Saya tidak lagi dapat merasakan nikmatnya merokok. Tapi saya masih bisa tahan kalo ada orang merokok. Tulisan ini tidak saya buat dengan maksud untuk menyerang siapapun yang merokok. Itu hak asasi anda. Tapi bila ada yang memutuskan berhenti mudah-mudahan tulisan ini bisa membantu.

 .

So saya menjadi perokok berat sekitar 10 tahun yaitu sejak tahun 1997 sampai dengan 2007 awal. Apa yang saya lakukan sehingga bisa lepas dari kecanduan merokok? Saya simpulkan menjadi beberapa langkah berikut.

  1. Sebisa mungkin jauhkan intensitas kedekatan anda dengan teman-teman yang perokok. Ini bukan selamanya, hanya 3-5 bulan an saja. Bukan menjauhi mereka selamanya. Bukan memutuskan tali silaturahmi. Perbanyak bergaul dengan teman-teman yang tidak merokok. Kalau anda khawatir teman-teman anda berpersepsi miring sampaikan tujuan anda bahwa anda sedang melakukan terapi. Atau minta bantuan mereka bila ada anda mereka tidak merokok.
  2. Hentikan mengkonsumsi “barang komplementernya”. Begini, misal dulu saya kalo ngrokok pasti ada kopi. Sehingga bila merokok selalu kepingin ngopi, dan bila ngopi selalu ingin merokok. Hentikan ini minimal 3 bulan sampai bisa lepas dari kecanduan akut
  3. Hentikan merokok setelah makan. Itu yang menyebabkan kecanduan. Karena merokok setelah makan kenikmatannya lebih daripada waktu-waktu lain.
  4. Kurangi rokok secara bertahap jangan secara drastis. Misal anda merokok sehari 6 batang maka kurangi separuhnya menjadi 3. Terus lakukan secara bertahap sampai tidak kecanduan lagi.
  5. Tegaskan komitmen anda untuk mampu bertahan melakukan pembiasaan 4 hal di atas minimal selama 3 bulan. Why? Karena anda menciptakan program merokok juga 3 bulan an. So menghapusnya juga kurang lebih waktunya sama. Otak kita membangun neuro asosiasi ketika dilakukan pembiasaan. So karena neuroasosiasi itu bisa kita hapuskan bila kita paksakan dan biasakan. Kata kuncinya adalah PEMBIASAAN !!! Sebagaimana anda dulu di awal menciptakan / membiasakan programnya maka itulah kunci bagaimana membuangnya.

.

Demikianlah friends beberapa point utama yang saya lakukan untuk lepas dari kecanduan merokok. Semoga bermanfaat. Salam bahagia 🙂

 .

 .

ARIF RH

The Happiness Consultant

0 Shares

Leave a Reply

Butuh Bantuan? Chat WA Sekarang