Pemesanan Buku & Kaos

0852-2742-7995

Telp, SMS & WA

Info & Jadwal Training

0821-3699-7197

Telp, SMS & WA

 

Kebangkitan Kebatinan Modern? : Titik Temu Ilmu Psikologi, Fisika Quantum dan Metafisika – Bagian 2

Supaya ceritanya runtut saya akan cerita cukup detail dari mulai sudut pandang kebatinan sampai nanti ke wilayah yang berbau fisika quantum dan psikologi. So, sepertinya note ini bersambung lebih dari 10 bagian. Mudah-mudahan enggak pada bosen. Ok kita mulai.

.

Meditasi

.

Sejak kecil ketertarikan saya dengan kebatinan dan tenaga sudah mulai muncul. Lha ayah saya sendiri dulu pernah meditasi di pertemuan antara dua sungai. Beliau cerita bahwa gigi gerahamnya sampai lepas satu sehingga tidak diteruskan karena itu pertanda tidak kuat tubuhnya. Kakek saya (ayah dari ayah saya) lumpuh semua tubuhnya. Waktu saya kecil saya enggak tega melihat kondisi kakek yang lumpuh itu. Kata mbah putri beliau seperti itu karena belajar sebuah ilmu kebatinan tingkat tinggi tapi tubuhnya enggak kuat. Dan puncak dari ketertarikan saya adalah ketika saya menyaksikan teman-teman SD saya bisa melakukan gerakan silat dimana tubuhnya bergerak sendiri. Ilmu ini akrab di daerah saya disebut sebagai “ilmu setruman”. Saya ingin sekali belajar ilmu setruman itu.

.

Dan pada suatu malam (waktu itu saya masih kelas 3 SMP) saya dan teman saya yang bernama Sabar Iman (rumahnya di belakang rumah saya persis) memutuskan untuk berguru kepada Kyai Mun. Beliau adalah seorang guru ngaji sekaligus guru silat di desa kami. Setelah sampe di sana kami dimandikan lalu disuruh berwudlu dan berdzikir untuk membersihkan diri. Setelah itu kami diminta untuk berdiri di sebuah ruangan kosong yang cukup luas. Kami diminta memejamkan mata, membaca syahadat dan shalawat dan membiarkan pasrah tubuh kami. Dengan kata lain kami diminta rileks total. Dan hal yang aneh pun terjadi. Ada suara kaki begerak. Saya buka mata dan ternyata teman saya yang bernama Sabar Iman itu sudah bergerak melakukan silat dengan gerakan yang indah dan teratur. Wooow … saya kepingin bisa seperti itu. Lalu saya coba merem lagi melakukan yang diperintahkan duru kami dari awal. Eh enggak bisa-bisa.

.

Besok harinya saya dan teman saya itu datang lagi ke rumah Kyai Mun dengan maksud berlatih di ruangan yang kemarin. Dan teman dalam waktu singkat teman saya langsung bisa silat setruman kayak kemarin. Bahkan sekarang lebih dahsyat. Waaah kenapa saya kok enggak bisa yaaaa? Saya mulai putus asa. Kayaknya saya enggak berbakat ini. Saya lalu pulang ke rumah dengan perasaan kecewa.

.

Ayah dan ibu saya tidak tahu bahwa saya belajar ilmu setruman karena takut dilarang. So saya sembunyi-sembunyi. Yang cukup mengherankan orangtua saya adalah saya kelihatan mulai sering banget berdzikir sampai berjam-jam di dalam kamar. Tapi orang tua saya tidak bertanya. Hingga masuk bulan puasa saya menambah waktu dzikir saya. Bahkan saya jarang sekali belajar materi pelajaran sekolah. Karena yang ada dalam pikiran saya waktu itu mungkin diri saya kurang dekat sama “yang di atas” makanya gak bisa silat struman. Tanggal 1 ramadhan lewat, tanggal 2 lewat, tangal 3 lewat. Dan memasuki tanggal 10 ramadhan ke atas mulai terjadi hal-hal yang aneh bagi saya … Bahkan menakutkan … Sampai jumpa di bagian 3 …

.

Salam bahagia 🙂

0 Shares

Leave a Reply

Butuh Bantuan? Chat WA Sekarang