Lalu apa yang terjadi ketika saya tidak lagi fokus kepada impian-impian saya yang ada di buku dan lebih fokus pada menikmati prosesnya? Keajaiban banyak sekali terjadi di segala aspek. Semua terasa dimudahkan dan didekatkan. Bahkan yang tidak ditargetkan malah datang menghampiri. Dan soal bayaran? Ini suatu keajaiban yang sudah saya buktikan sendiri. Ketika dulu saya fokus pada keinginan / impian dibayar mahal malah lebih sering dibayar murah. Ketika saya tidak perduli lagi soal bayaran, saya fokus kepada pelayanan, mau dibayar murah atau mahal saya berikan yang terbaik, mau gak dibayar pun demikian juga dan entah mengapa kemudian orang-orang membayar saya mahal. Bahkan lebih mahal dari apa yang saya bayangkan. Sehingga saya sangat menyayangkan mereka-mereka yang menakar kualitas kerjanya dengan gaji yang diterimanya. Lebarnya senyum mereka sebagai frontliners disesuaikan dengan banyaknya gaji. That’s wrong !!! Berkerjalah melampaui gaji atau penghasilan kita maka kehidupan akan memberikan lebih dari yang kita minta. Hanya “wadah yang besar” yang bisa menampung “isi yang banyak”.
.
Dari situ saya menyimpulkan ternyata ada cara untuk mencapai keberhasilan TANPA BEKERJA KERAS. Lho kok bisa? Ya bisa. Caranya? CINTAI APAPUN PEKERJAAN KITA. Karena ketika orang masih merasa bekerja keras, itu tanda ia belum mencintai pekerjaannya. Sekarang saya ilustrasikan begini. Kalau anda saya minta untuk memikirkan wanita yang TIDAK ANDA SUKAI baik “luar” maupun “dalam” SELAMA 8 JAM saya kira anda HANYA AKAN MEMIKIRKANNYA SESUAI INSTRUKSI, yaitu 8 jam bahkan BISA JADI KURANG DARI ITU atau BAHKAN ANDA OGAH SAMA SEKALI. Namun jika anda saya minta memikirkan wanita yang SANGAT SANGAT ANDA SUKAI selama 8 jam, anda dengan SUKA RELA MEMIKIRKANNYA LEBIH DARI 8 jam dan ANDA TIDAK MERASA TERBEBANI. Orang yang mencintai pekerjaannya AKAN BEKERJA MELAMPAUI RATA-RATA ORANG TANPA IA SADARI. Dan inilah yang menyebabkannya BERHASIL. Orang yang mencintai pekerjaannya tidak menyadari bahwa ia telah bekerja keras.
.
.
Lalu, bagaimana dengan soal buku impian? Perlu atau tidak sih? Soal perlu atau tidak semua kembali kepada anda, situasi dan kondisinya. Bila anda membuat buku impian namun tidak diiringi dengan menemukan PASSION anda maka buku impian hanya menyulitkan dan membebani hidup anda. Hanya akan menimbulkan KEMELEKATAN TERHADAP KEINGINAN yang menyebabkan penderitaan dalam hidup anda. Menyebabkan pikiran anda SELALU ADA DI MASA DEPAN dan MELEWATKAN SAAT INI. dan ini sangat fatal. Kadang yang dilupakan para pembuat buku impian adalah lupa IMPIAN itu BUTUH WADAH yaitu KESIAPAN dan KEPANTASAN DIRINYA.
.
Kalau anda bertanya, lha pak Arif Rh ini sekarang punya buku impian tidak. Jujur TIDAK !!! Mengapa, saya sekarang lebih waspada kepada getaran pikiran dan perasaan. JANGAN TERTIPU DENGAN EFEK SEMANGAT YANG MENGGEBU-GEBU GARA-GARA BUKU IMPIAN. Ini action yang dilatari energy level rendah. Saya amati yang justru harus dicermati BUKAN SOAL PERLU BUKU IMPIAN ATAU TIDAK. Yang harus dicermati adalah APA YANG KITA RASAKAN ATAS BUKU IMPIAN ITU !! Begini, ternyata ketika saya memiliki buku impian justru perasaan saya TIDAK ENAK. Apalagi ketika melihat tanggal dan target yang tertulis di situ malah menimbulkan perasaan PESIMIS atau sebaliknya TERLALU OPTIMIS. Aih aih aiiih !!!, ini bagi saya sangat gawat.
.
Sebagaimana anda tahu perasaan DAMAI lah yang seharusnya kita miliki selama menuju sebuah impian. Akhirnya saya buang semua buku impian itu. Kalaupun ada keinginan saya hanya inginkan sepintas saja. Mengapa? Hal ini sudah saya uraikan dalam note sebelumnya yaitu MENGKAJI ULANG MAKNA DO’A. Ini terkait bagaimana alam semesta bekerja. Bagi anda yang perasaannya tetap DAMAI dengan memiliki buku impian ya silahkan diteruskan saja. Namun jika impian-impian itu membuat anda TERLALU TEROBSESI atau CEMAS dan KHAWATIR atau bahkan TERLALU YAKIN YANG BERLEBIHAN maka itu adalah sebuah tanda bahwa buku impian itu akan menjadikan NERAKA dalam hidup anda. Demikian note saya kali ini. Ambil yang bermanfaat, buang yang tidak bermanfaat, sampai jumpa dalam note selanjutnya.
.
Tamat.
.
.
Salam Hakikat …
ARIF RH
(The Happiness Consultant)
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.