Wayas-aluunaka ‘ani rruuhi quli rruuhu min amri rabbii wamaa uutiitum mina l’ilmi illaa qaliilaa”. Artinya : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. (Q.S. Al-Israa’ : 85)
.
Membaca ayat di atas jelas bahwa membahas urusan ruh itu hal yang sangat sulit. Karena itu sudah masuk pada wilayah ketuhanan. Dan sebagaimana yang telah saya bahas dalam note berjudul “Manunggaling Kawulo Lan Gusti” wilayah ketuhanan jelas gak terjangkau akal kita. Namun yang membuat tulisan ini hadir adalah karena ada kalimat di belakang ayat tersebut yang mengatakan “diberi pengetahuan melainkan sedikit”. So, masih ada harapan untuk membahasnya karena bisa jadi kata sedikit dalam sudut pandang Allah itu artinya menurut saya ya cukup banyak dalam pandangan kita. Oleh karenanya marilah kita mulai masuk kepada pembahasan … tentang RUH.
.
.
Membahas tentang RUH tidak bisa dipisahkan dengan pembahasan tentang JIWA. Ini perlu dibahas karena banyak versi tentang kedua hal itu. Ada yang menyamakan ruh dengan jiwa dan ada pula yang membedakan. Kalau dalam bahasa inggris istilah keduanya memang berbeda, RUH adalah SPIRIT dan JIWA adalah SOUL. Lalu yang benar bagaimana? RUH dengan JIWA sama atau tidak? Sampai dengan tulisan ini saya buat saya meyakini bahwa keduanya berbeda. Perjalanan saya mencari pengertian akan keduanya cukup panjang. Banyak buku yang saya pelajari, kitab suci Al Qur’an dan tentunya beberapa orang yang saya anggap lebih mengerti. Namun karena yang paling tahu hanya Allah, saya tidak mengklaim apa yang saya yakini ini benar. Yang jelas saya sampaikan bahwa dalam pembahasan di sini saya membedakan pengertian RUH dan JIWA.
.
Jika kita merujuk kepada ayat-ayat dalam Al Qur’an tidak bisa sepotong-sepotong. Kita harus mengumpulkan semua ayat yang berkenaan dengan hal yang dibahas baru kita bandingkan. Tentunya juga dengan melacak asal usul kapan, dimana dan dalam konteks apa ayat itu turun. Ini disebut METODE PUZZLE dalam membaca Al Qur’an. Nah karena space pembahasan kita tidak panjang saya tidak bisa sajikan dalam format demikian. Tapi ijinkan saya mengutip kembali beberapa ayat untuk kita kaji.
.
Salah satu hal yang mendasari saya untuk memutuskan bahwa JIWA dan RUH itu berbeda informasi yang disampaikan dalam ayat ini :
.
“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya.”.
(Terjemahan Q.S. 38 : 72)
.
Jika JIWA dan RUH sama maka pertanyaannya bisakah kata RUH dalam ayat di atas diganti dengan kata JIWA? Jika terjemahannya bagian ayat di atas menjadi … “Kutiupkan kepadanya JIWA-KU”… bukankah jadi rancu? Saya lebih yakin lagi tentang perbedaan antara JIWA dan RUH setelah membaca buku MENYELAM KE DALAM SAMUDERA JIWA DAN RUH karya AGUS MUSTOFA. Dan perbedaan tentang jiwa dan ruh tersebut juga nampak bagi saya dengan menangkap hikmah di balik percobaan fisika yang sering sekali saya sebut yaitu DOUBLE SLIT EXPERIMENT dari THOMAS YOUNG. Di balik percobaan itu saya bisa mendapatkan pengertian tentang hakikat JASAD, JIWA dan RUH. Dan kali ini saya akan menguraikan secara agak detail bagaimana sebenarnya DOUBLE SLIT EXPERIMENT itu agar bisa terlihat bagaimana hubungannya dengan pembahasan tentang RUH itu.
.
Bersambung ke bagian 2
.
.
Salam Hakikat
ARIF RH – The Happiness Consultant
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.