Bila saat membaca note ini ada beberapa orang di dekat anda segera jabat tangan mereka, senyum dengan senyum terbaik anda katakan : “Selamat datang di kehidupan !” Dan bila saat anda membaca note ini sedang sendirian maka katakan kepada diri sendiri : “Selamat datang di kehidupan !”. He he, aneh yak? Ritual tadi itu adalah dalam rangka menggugah kesadaran kita bahwa kita harus HADIR dalam kehidupan ini. JANGAN PERNAH TITIP ABSEN !!! he he he.
.
Mungkin selama ini banyak di antara kita yang terus bertanya, untuk apa sih kita hidup di dunia ini? Apa sih hakikatnya hidup ini? Ada sebagian orang yang ketika saya ajukan pertanyaan ini kebingungan, iya yah buat apa saya hidup? Dan ada juga yang menjawab dengan lantang UNTUK BERIBADAH ! Good Answer. But point-nya bukan di situ. Karena ada sebagian orang yang rajin menjalankan ritual beribadah tapi tetap merasa MENDERITA dalam menjalani lika-liku hidup ini. Hidupnya dan doanya penuh dengan keluhan. Yah kembali lagi, itu terjadi karena mereka tidak memahami makna atau hakikat kehidupan ini. Baik, saya tanya sekali lagi. Apa sih fungsi kehidupan ini? Untuk apa kita hidup di alam fisik ini?
.
.
Menurut hemat saya kehidupan ini adalah sebuah SEKOLAH BAGI JIWA. Kehidupan ini adalah sebuah media pembelajaran bagi sang jiwa untuk bertumbuh. Jiwa tidak mungkin menaikkan kualitasnya tanpa menjalani kehidupan ini. So, ya semua yang kita alami ini dalam hidup ini adalah PEMBELAJARAN. Jika di sekolah kita akan menjumpai istilah MURID, GURU, SPP, KURIKULUM, PE-ER, REMEDY, UJIAN, KENAIKAN KELAS, PERATURAN, HUKUMAN dan sebagainya. Nah dalam kehidupan pun ya sama saja. Baik saya contohkan beberapa terkait dengan istilah-istilah tersebut dalam konteks kehidupan.
.
Setiap orang dalam kehidupan ini adalah MURID sekaligus GURU. Maksudnya? Saya berikan contoh. Misal ANDA dan seorang sahabat anda bekerjasama membangun sebuah bisnis. Nah ternyata dalam perjalanannya teman anda itu menipu anda dan tidak memegang janjinya. Tentunya anda sangat kecewa sekali. Apalagi kejadian itu melibatkan sahabat yang sangat-sangat anda percayai. Nah dalam kasus tersebut anda sebenarnya adalah seorang MURID yang sedang menjalani KURIKULUM SABAR. Lha siapa GURUNYA? Ya SAHABAT anda yang menyakiti anda itu ! Sebaliknya ANDA adalah GURU untuk KURIKULUM KOMITMEN bagi sahabat anda itu. Jadi misalnya anda menuntut sahabat anda itu ke pengadilan ya sebaiknya jangan dengan motif DENDAM. Sebaiknya motifnya adalah MENGAJARI DIA ARTI PENTING SEBUAH KOMITMEN ! Nah lalu bila anda meng-ikhlaskan, dalam artian ya sudah lah ditipu ya enggak apa-apa maka proses pembelajaran tidak tuntas. Karena anda sudah tuntas MENJALANKAN PERAN dalam belajar kurikulum SABAR dan sahabat anda itu belum tuntas MENJALANKAN PERAN dalam belajar kurikulum KOMITMEN. Lalu apa konsekuensinya? Kehidupan memiliki mekanisme otomatis. Pasti suatu saat sahabat anda itu akan KETEMU ORANG YANG AKAN MENGAJARINYA KOMITMEN. Dan bila masih saja sahabat anda itu “bandel” dalam sekolah kehidupan ini maka kehidupan akan memberikan HUKUMAN dengan cara yang “SANGAT PAHIT” … Ini yang biasa disebut KARMA alias KUALAT ! Peraturan kehidupan ini sekali lagi bukan dalam rangka “menghukum” yang sebenarnya melainkan bertujuan untuk MENYADARKAN !
.
Kesadaran bahwa setiap orang sebenarnya sedang belajar dalam kehidupan ini akan berdampak pada sikap kita memandang kehidupan ini. Kita tidak akan lagi membenci orang lain secara berlebihan. Karena kita menyadari semua orang itu adalah murid yang sedang belajar. Kita akan menjadi manusia yang rendah hati karena menyadari setiap orang adalah guru. Sehingga ada sebuah pertanyaan yang wajib kita ajukan ketika diri kita sendiri ketika mengalami sebuah kejadian dalam hidup? Selalu tanyakan kepada diri kita “APA YANG SAYA PELAJARI DARI KEJADIAN INI?”
.
So friends, selamat belajar. Ijinkan diri kita untuk selalu belajar. Dan ijinkan pula orang lain untuk belajar kepada kita. Saling asah, saling asih dan saling asuh. Semoga bermanfaat.
.
Salam bahagia 🙂
.
.
ARIF RH
The Happiness Consultant
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.